INTRODUCTION :
Setiap saya menulis tentang sosok ini,
saya merasa merinding dan menangis dalam hati, apa pasal ? Mungkin
karena kami memiliki kesamaan dalam kecintaan terhadap alam. Saya besar
di suasana pedesaan, aktif terlibat kegiatan pramuka, menikmati
masa-masa bermain di pematang sawah, berenang di air terjun bersama
kawan-kawan di desa, mencabuti sisa panen kacang dan umbi untuk dimakan
bersama-sama, melompat di tumpukan jerami, mencari uang logam belanda di
sungai kecil.. intinya, masa kecil saya dekat dengan alam dan Oohhh..
betapa saya merindukan masa-masa itu lagi.
Mungkin inilah yang membuat saya jatuh cinta pada karya-karya Hayao Miyazaki.
Hayao Miyazaki (Sutradara Animasi dari
Jepang), saya yakin banyak pembaca kompasiana yang tidak mengenal nama
bahkan karya-karya animasi / setidaknya tidak terlalu mengenalnya.
Umumnya karena adanya tendensi bahwa karya animasi itu cenderung untuk
anak-anak dan hanya sekedar film hiburan, spt kita melihat
Madagaskar/Shrek dll.
Pada tulisan berikutnya, saya akan
menuliskan siapa itu Hayao Miyazaki dan apa latar belakangnya. Tetapi
dalam tulisan ini, saya ingin mengangkat tema tentang, mengapa karya
Hayao begitu mendapat tempat di hati saya bahkan dunia. Untuk melihat
hal ini, saya akan menjabarkan beberapa ciri khas dari karya Hayao
Miyazaki yang menjadi keunggulannya.
1. TOKOH PROTAGONIS :
Miyazaki selalu mengangkat sosok gadis
kecil dalam film-filmnya, mereka tampil dengan karakter yang berani,
mandiri dan aktif. Tapi Hayao juga menyertakan bocah laki-laki kecil
dalam beberapa animasinya sebagai tokoh utamanya. Intinya, anak-anak
adalah subyek khas Hayao dalam film-filmnya.
Ini bisa dilihat dalam film Spirited Away, Ponyo, My Neighboor Totoro.
Menjadi ciri khas dan keunggulan Hayao,
yaitu hadirnya tokoh gadis kecil yang enerjik dan mandiri dalam
film-filmnya. Ini bisa jadi adalah penyataan Hayao bahwa wanita sebagai
kaum yang lemah, tetapi seiring proses dalam film ini, mereka akhirnya
memiliki keberanian dan kekuatan sampai berubah menjadi sosok yang lebih
dewasa. Hal ini nampak jelas dalam Nausicaa, Spirited Away & My
Neighboor Totoro, Kiki’s Delivery Service, Ponyo, Arriety dll.
Sosok Gadis kecil inipun terkadang
digambarkan sebagai gadis yang polos atau lucu nan menggemaskan. Hayao
memiliki kelebihan dalam menggambar gerak serta keluwesan anak-anak
kecil. Karya Hayao boleh dibilang sangat mendukung
feminisme, karena disini, perempuan diberi hak untuk dapat bertahan dan
membuat perubahan dalam masalah yang ia hadapi (Kiki’s Delivery Service, Whisper Of Heart, Princess Mononoke, Spirited Away, Arriety, Ponyo).
Mungkin ini menjadi semacam statement
Hayao terhadap kekurangan dalam budaya Asia, khususnya Jepang, dimana
budaya Patriarki masih mendominasi negara-negara di Asia. Dan Hayao
sendiri pernah hidup di sebuah jaman dimana Jepang terlibat World War 2
dan akhirnya diluluh-lantakkan oleh Bom Atom akibat peperangan yang
didominasi oleh kaum laki-laki .
Ia lahir tahun 1941 dan besar dengan
film-film animasi yang berkembang pasca peledakan bom Hiroshima dan
Nagasaki, dimana tema-temanya banyak menceritakan penderitaan akibat
ledakan bom atom tersebut (Contoh : Grave Of The Fireflies).
Bisa jadi dari sinilah, hati kecilnya terpanggil untuk menyuarakan
perdamaian melalui filmnya. Dan ia memilih figur gadis kecil sebagai
simbol penggerak perdamaian tersebut, setelah ia melihat bahwa dominasi
orang-orang dewasa, khususnya laki-laki sebagai pihak penguasa /
militer, telah menyebabkan perang besar dan kerugian baik secara
material ataupun psikis bagi negaranya. (Perang Dunia ke 2)
Meski ia seorang pesimistis, tetapi
Hayao tidak ingin rasa pesimis ini ia bagikan kepada anak-anak. Ia
merasa anak-anak berhak menciptakan cara pandang mereka sendiri terhadap
dunianya.Sebagaimana dalam wawancaranya di :
http://www.midnighteye.com/interviews/hayao_miyazaki.shtml
2. TOKOH ANTAGONIS
Ciri khas kedua dalam film Hayao adalah kekhas-an pada tokoh Antagonisnya. Mungkin
inilah yang membuat filmnya digemari, karena tokoh-tokoh yang
seharusnya bersifat jahat, tetapi ternyata memiliki sisi hati yang baik. Misalnya saja dalam Spirited Away, sang nenek penyihir Yubaba, meski jahat ternyata sangat penyayang terhadap bayi kecilnya.
Hayao sangat pandai memainkan hal ini,
bahkan terkadang sang tokoh yang antagonis bisa turut memberikan joke /
banyolan sehingga kita bisa timbul rasa simpatik juga terhadap tokoh
tersebut. Misalnya saja dalam film Porco Rosso/Castle In The Sky.
Pendekatan ini nantinya bisa
membuat Hayao menyampaikan pesan cinta kasih universal yaitu mencintai
orang lain bahkan musuh-musuh kita sekalipun. Dan karena pendekatan ini
jugalah, kita bisa menerima alur cerita yang seperti ini, dimana tokoh
antagonis bisa menjadi tokoh yang kita kasihani bahkan menghibur.
Karena banyak tokoh antagonis tersebut
pada akhir cerita malah bekerjasama dengan tokoh protagonis (Tokoh Bajak
Laut Udara dalam film Castle In The Sky) atau menyadari kesalahannya
setelah melihat pengorbanan sang tokoh protagonis (Nausicaa).
Hal ini jugalah yang
membedakan karya Hayao bila tidak ingin disebut sebagai karya animasi
untuk anak-anak, karena umumnya karya cerita untuk anak-anak punya
karakter yaitu “Harus sangat jelas siapa yang jadi jagoan dan penjahat”.
Tapi Hayao mengaburkan hal ini dengan tujuan menciptakan resolusi non
kekerasan. Jadi dari sini, kita melihat bahwa karya animasi Hayao bukan
sekedar kartun untuk konsumsi anak-anak.
3. TEMA ALAM dan PENGHORMATAN TERHADAP ALAM
Tema-tema film Hayao sangat kental
dengan suasana penghormatan terhadap alam dan kearifan lokal (budaya
masyarakat sekitarnya dalam menjaga keseimbangan alam). Kedekatannya
dengan tema ini nampak dari bagaimana cara ia menggambarkan detail alam /
setting dimana tokoh berada. Hayao membuat tampilannya selayaknya
sebuah lukisan pemandangan.
Bahkan kalau boleh saya
bilang, bentuk gambar alam yang beliau tawarkan, memberikan rasa “mistis
dan magis” khas ke-Timur-an (kebijakan masyarakat Asian dalam
penghormatan terhadap alam dan roh leluhur).
Pernah suatu ketika saat saya sakit,
saya memutar film-film Hayao dan saya tersentuh melihat pemandangan
alamnya serta alunan musik dan efek dari film-filmnya terlepas dari
penceritaan dan penokohan yang sangat baik pula. Dan ini membangkitkan
kenangan saya terhadap masa kecil di desa atau yang terkait dengan alam,
pd akhirnya perlahan tubuh saya mengalami “recovery” / sembuh setelah
melihat film-film Hayao. Terapi visual yang mengangumkan.
Hayao tidak main-main dengan
tema alam ini, karena itulah film Hayao tidak bisa disamakan dengan
kartun yang hanya sekedar konsumsi anak-anak. Meski
menghibur, tetapi tema besar di baliknya sangat mendorong kita untuk
melihat alam bukan sebagai obyek eksploitasi melainkan sahabat untuk
kita jaga (Cth : Princess Mononoke dan My Neighboor Totoro). Misalnya
dalam film animasi pada masa awal-awal beliau berkarya, NausicaƤ of the Valley of the Wind
( 1984 ), nampak jelas disana, Hayao sudah menancapkan statementnya,
bahwa alam bukanlah musuh / obyek eksploitasi melainkan sahabat
sekaligus warisan Pencipta yang patut dihargai.
Selain tema alam, Hayao juga sering
menyentuh tema kekeluargaan. Bahkan beberapa filmnya yang kurang
dikenal, menggambarkan tema-tema kekeluargaan. Tema berikutnya yang
cukup kental adalah terkait petualangan di udara, ini terkait dengan
masa kecil dan hobi Hayao yang sering membantu ayahnya, menggambar
bentuk-bentuk rancangan pesawat (Laputa : Castle In The Sky, Porco Rsso,
Kiki’s Delivery Service).
4. MUSIK dan EFEK
Bekerja bersama pembuat musik
andalannya, Joe Hisaishi, Hayao mengekplorasi berbagai bunyi alam dan
musik-musik lokal Asia. Cth : Dalam salah satu adegan pengejaran di film
Spirited Away, dimana tokoh utama Chihiro dikejar Roh Tanpa Wajah,
terdengar bunyi alunan khas musik Bali.
Musik yang ditawarkan Hayao terkadang
bersifat magis dan mistis sesuai dengan gambaran cerita dan setting
alamnya, suara vokalnya-pun cenderung khusyuk dan syadu untuk didengar.
Salah satu musik yang saya sukai adalah dalam film Castle In The Sky
(Laputa) dan Nausicaa of The Valley of The Wind.
Bahkan untuk setiap karakter
mahluk mistisnya, misalnya para roh alam / dewa alam, ia menghadirkan
mereka dengan bunyi efek yang khas. Seolah memberikan statement
bahwasanya mereka ada / hadir di dunia kita meski tidak terlihat secara
mata, tapi dapat didengar suaranya dalam bathin kita yang selaras dengan
alam. Suatu statement yang sangat kental dengan budaya leluhur Asia
(menghargai dan berkomunikasi dengan Alam).
5. KARAKTER IMUT dan WARNA
Banyak dari karakter binatang/monster
rekaan Hayao yang tampil dengan imut, bahkan memiliki karakter yang
unik. Misalnya saja dalam : My Neighboor Totoro (2 binatang kecil dan 1
Totoro yang besar, nampak menggemaskan) atau Ponyo (Ikan-ikan kecil
berwajah manusia yang menggemaskan).
Ini menjadi daya jual sendiri bagi
animasi-animasi garapan Hayao, mungkin ini jugalah yang membuat animasi
Hayao mendapat tempat di hati anak-anak meskipun tema yang disodorkan
sebenarnya sangatlah serius.
Film-filmnya juga kaya akan warna, khususnya warna keindahan dan keragaman alam.
6. PERCINTAAN
Meski tokoh-tokoh utama dalam film Hayao
kebanyakan muncul dengan pasangannya, misalnya gadis kecil dengan bocah
pria seusianya dan lain-lain. Namun sama seperti kehadiran tokoh
antagonis yang seolah jahat tapi baik juga (ambigu), disini Hayao juga
membuat kedua tokoh/pasangan tersebut seolah saling mencintai namun
seolah juga tidak alias bersahabat saja. Seiring proses film berjalan,
chemistry antara kedua tokoh ini justru memperteguh emosi persahabatan
dibandingkan kisah percintaan mereka. Sehingga banyak filmnya yang
menjadi layak untuk dikonsumsi oleh anak-anak yang masih kecil
sekalipun.
Penonton awalnya seolah
dibawa kepada romantika kedua tokoh, namun perlahan mereka menemukan
bahwa yang mengikat kedua tokoh bukanlah romantika tetapi unsur
persahabatan, ketulusan dan kepolosan sebagai bagian dalam dunia
kanak-kanak.
7. TOKOH-TOKOH LAIN
Beberapa tokoh yang menjadi ciri khas dan selalu muncul dalam film Hayao adalah :
a. Kucing dan Babi : Khususnya
kucing, hewan ini paling sering muncul dalam film-film Hayao, sebagai
tokoh dengan kekuatan mistis. Sedangkan hewan babi muncul sebagai
bentuk punishment terhadap karakter buruk seorang tokoh / kutukan alam.
b. Nenek : Ada
figur nenek yang nampak lembut dan ada juga nampak sebagai “nenek
lincah / antagonis”. Jadi, mereka hadir sebagai sosok keibuan dan penuh
sayang kepada tokoh utama. Namun di satu sisi, mereka juga hadir sebagai
tokoh wanita yang kuat (mewakili feminisme) bahkan mengambil alih
pimpinan dalam sebuah usaha / kelompok kejahatan (Spirited Away, Castle
In The Sky).
c. Kaki tangan Tokoh Antagonis yang konyol. Mereka
acapkali menjadi penghibur kita, lelaki bertubuh bongsor dan kadang
brewokan, tetapi sangat konyol dan lucu. Ini menjadikan kita melihat
sosok tokoh antagonis sebagai orang yang ternyata lemah, konyol dan bisa
memberi rasa simpatik juga. (Anak-anak sang Bajak Laut Udara — Castle
In The Sky, Hantu Tanpa Wajah dalam Spirited Away)
d. Dewa-Dewi Alam dan Mahluk Alam/ Tokoh Legenda.
Meski sosoknya digambarkan besar & menyeramkan namun ada kesan
anggun bahkan indah (mistis dan magical). Tetapi tetap saja, kekuatan
dewa-dewi / roh penjaga alam ini bisa terancam oleh keserakahan manusia.
Suatu simbolis yang menggambarkan bahwa keserakahan manusia bisa menghancurkan apa saja termasuk keindahan dan keharmonisan yang sudah dijaga oleh sang Pencipta.
(Trivia : Bahkan salah satu Dewa Alam dalam film Princess Monomoke,
muncul dalam film Hell Boy 2 dengan bentuk yang hampir mirip seperti
gambaran Hayao).
e. Kakek-Kakek Tua yang
acapkali menjadi penolong tokoh protagonis. Sebagaimana peran para
lansia di negara-negara Asia yang memberikan pencerahan / petuah /
petunjuk kepada yang lebih muda, dalam film-film Hayao, keberadaan tokoh
kakek-kakek ini juga muncul sebagai orang yang memberikan petunjuk.
(Cth : Kakek bertangan banyak dalam film Spirited Away, Kakek penjelajah
gua dalam Castle In The Sky ).
=======================================================
Dari sinilah saya belajar melihat bahwa
film animasi Hayao bukanlah sekedar film anak-anak, tetapi memliki
konten dan pesan yang jauh lebih mendalam. Dalam gambar bergeraknya, ia
memberikan pesan kepada dunia untuk menjaga kearifan lokal dan keindahan
alam di sekitar kita. Jarang sekali seorang sutradara bisa menyampaikan
pesan yang berat (pelestarian alam) namun dibalut dengan cerita yang
cukup menyentak (visual) dan sekaligus menghibur (Terakhir saya melihat
usaha ini dalam film Wall E).
Berhubung masih disibukkan dengan
kegiatan menjelang tugas akhir, saya masih belum bisa menuliskan terlalu
detil tentang Hayao. Tetapi saya sendiri mengemari dan menonton
berulang-ulang film-film Hayao, meski ada beberapa filmnya yang tidak
saya dapatkan.. hmm.. dan saya tidak sabar menanti film yang berikutnya
setelah Arriety (Pleaseee… Jangan pensiun dulu Pak Hayao !!).
My Dream : Someday, I’ll visit his Studio (Ghibli Studio) in Japan.
KEARIFAN ALAM telah bergerak dalam
diri Hayao, dalam setiap animasi yang dibuatnya. Dan ini membangkitkan
kearifan alam dalam diri saya yang terekam semasa kecil saya, menjadi
oase dalam kerumitan hidup di kota besar yang seperti anak ayam lupa
induknya (Notes : Alam / Bumi = Induk bagi manusia).
Selamat menjaga alam.. mulailah dari
membuang sampah pada tempatnya.. (Pesan yang sederhana, tapi jujur,
sulit ditemui pada diri masyarakat kita khususnya anak-anak muda masa
kini). Kitalah yang menjaga bumi bagi kita dan generasi selanjutnya.
Heal The World.. Make it better place..
Comments